Pada suatu hari, tinggallah seorang
Raja dengan permaisurinya di sebuah Istana megah. Sang Raja sangat kecewa
terhadap istrinya yang telah berselingkuh. Ia 'pun menaruh dendam yang sangat
dalam terhadap permaisurinya. bahkan, terhadap semua wanita. Setiap wanita
dianggapnya tidak berbudi.
Permaisuri dibunuhnya untuk
melampiaskan dendamnya itu. Setiap wanita yang mati dibunuh olehnya. Setelah
semua wanita telah terbunuh, sampailah giliran anak menterinya. Sang menteri
sangat sedih, karena bila ia tidak dapat mencarikan wanita untuk Raja, berarti ia akan dibunuh dan bila ia memberikan anak
wanitanya, berarti anak wanitanya yang akan dibunuh. Melihat ayahnya yang
sedih, putrinya yang bernama Syahrazat mengusulkan supaya dia saja yang di
serahkan pada Raja dan biarlah ayahnya menjalankan tugas seperti biasa.
"Tak apa, Ayah. biar aku saja
yang menikah dengan sang raja. lakukanlah pekerjaanmu dengan baik, aku akan
menanggung segala risiko," ucapnya dengan penuh keteguhan hati. Karena
desakan putrinya itu, maka dengan berat hati menteri itu menyerahkan anaknya
kepada Raja.
Setelah putri Syahrazat dinikahi
oleh Raja yang kejam, mereka tinggal bersama. menjelang subuh, segeralah Raja
mengeluarkan keris mautnya untuk menghabisi nyawa Syahrazat. Dengan sopan dan
tabah, Syahrazat memohon kepada Raja, agar sebelum ia dibunuh, ia diperbolehkan
menyampaikan sebuah cerita.
"Sebelum kau membunuku, izinkan
aku mebacakan cerita, wahai Raja!" ucap Syahrazat. Permintaanya untuk
bercerita dikabulkan oleh Raja. Lalu, Syahrazat 'pun bercerita dengan
sungguh-sungguh, sehingga menjelang pagi cerita itu belum selesai dan Raja
mengusulkan supaya cerita itu dilanjutkan malam berikutnya.
Di dalam cerita yang disampaikan
syahrazat. oleh putri Syahrazat terdapat cerita lagi. Cerita itu sangat
menarik, sehingga Raja selalu mengusulkan supaya cerita itu dilanjutkan malam
berikutnya. Demikianlah malam demi malam keadaan itu berlangsung selama
1001 malam. Cerita yang disampaikan itu berisi hal yang ajaib dan
perbandingan suatu hal. Lama kelamaan, Raja itu sadar atas kesalahannya yang
menganggap bahwa semua wanita itu tidak baik.
Selama 1001 malam itu, lahirlah anak
Raja atas perkawinanya dengan putri Syahrazat. Raja sangat sayang kepada
putranya dan kemudian mumutuskan menjadikan putri Syahrazat sebagai
permaisurinya. Kemudian mereka hidup dengan bahagia. Akhirnya Sang Raja
mengakui kesalahannya dan menjadikan 1001 malam itu sebagai saksi atas
dosa-dosanya yang besar sebelumnya.
Unsur Kebahasaan.
Unsur
Intrinsik:
1.
Tema : Balas dendam
2. Alur : Alur maju Demikianlah malam demi malam keadaan itu berlangsung selama 1001 malam.
3. Setting
Tempat : istana yang megah
Waktu : menjelang subuh dan malam hari
4. Suasana
2. Alur : Alur maju Demikianlah malam demi malam keadaan itu berlangsung selama 1001 malam.
3. Setting
Tempat : istana yang megah
Waktu : menjelang subuh dan malam hari
4. Suasana
-Kejam : Ketika Raja membunuh setiap putri dan berniat
membunuh putri Syahrazat
-Mengharukan: Ketika putri Syahrazat merelakan dirinya
untuk diserahkan kepada Raja
-Membahagiakan : Raja dan Putri Syahrazat memiliki
putra dan hidup bahagia
5. Perwatakan
- Raja, kejam : ia telah membunuh hampir seluruh wanita di sekitarnya
- Raja, penyayang : ia sangat sayang kepada putranya
- PutriSyahrazat, penyayang : ia sangat sayang kepada ayahnya, sehingga ia tidak tega kalau ayahnya yang akan dibunuh
- PutriSyahrazat, sabardansopan : ia meminta dengan sabar dan sopan agar se belumia di bunuh, ia diperbolehkan untuk bercerita
6. Amanat : kita tidak boleh berpikir negatif
terhadap hal yang telah menimpa kita. Karena, terkadang suatu hal yang menimpa
kita mempunyai makna yang menjadikan kita menjadi lebih baik.
Unsur Ekstrinsik :
- Nilai kemanusiaan : Raja sangat tidak berperikemanusiaan karena telah membunuh hamper semua wanita
- Nilai kasih sayang : Putri Syahrazat mengorbankan dirinya agar Raja tidak membunuh Ayah yang sangat disayanginya.
- Nilai ketulusan : Putri Syahrazat bersedia menceritakan cerita yang baik selama 1001 malam dan menyadarkan raja atas kesalahannya